Studi yang dilakukan pada lebih dari 200.000 orang tenaga kesehatan profesional di Amerika Serikat ini memang menemukan bahwa mengonsumsi buah buahan, sayuran dan biji bijian dalam jumlah banyak akan menjauhkan seseorang dari penyakit jantung, namun manfaat yang sama tidak didapat jika orang tersebut mengonsumsi makanan yang secara teknis berasal dari tumbuh tumbuhan.
Beberapa pola jenis makanan yang secara teknis berasal dari tumbuhan misalnya pasta, roti, kentang dan gula. Menurut para peneliti, makanan jenis ini bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan makanan yang berasal dari hewan.
Menurut Ambika Satija, peneliti postdoctoral dari Harvard School of Public Health, dari sisi kesehatan, makanan yang berasal dari tumbuhan tidaklah sama. Jadi, dalam memilih makanan, seseorang harus memahami dengan benar kualitas kandungan gizi yang ada pada makanan tersebut.
Selama ini makanan yang berasal dari tumbuhan memang menjadi pilihan utama dalam diet makanan sehat, sayangnya hanya sedikit yang memahami bahwa makanan yang berasal dari tumbuhan memang sehat tetapi tidaklah sehat sekali.
Studi ini melibatkan tiga studi yang dimulai semenjak tahun 1980an dan 1990an. Setiap dua hingga empat tahun, orang yang diteliti diminta untuk menunjukkan tanggapan yang terperinci dari aktivitas diet yang mereka lakukan.
Selanjutnya para peneliti mencatat kualitas makanan yang berasal dari tumbuhan yang dimakan dan hubungannya dengan risiko terjadinya penyakit jantung.
Mendekati tahun 2013, lebih dari 8.600 orang sampel penelitian mengalami serangan jantung atau meninggal dunia alasannya penyakit jantung.
Penurunan risiko penyakit jantung dialami oleh mereka yang secara rutin mengonsumsi makanan sehat yang berasal dari tumbuhan menyerupai buah buahan, sayuran dan biji bijian. Hasil sebaliknya didapat pada mereka yang rutin mengonsumsi makanan yang tidak sehat yang berasal dari tumbuhan menyerupai kentang goreng, roti, pasta, jus buah berpemanis, dan lain lain.
Hasil studi ini tidak pertanda bahwa makanan yang berasal dari tumbuhan mengakibatkan terjadinya peningkatan risiko penyakit jantung, studi ini hanya menjelaskan relasi antara keduanya.