Ada kabar terbaru nih bagi para penggemar gula, khususnya kaum wanita. Tapi sebelumnya kita mohon maaf dulu sama gula karena dari kemarin, saya membahas beberapa keburukan gula bagi kesehatan.
Semua orang sudah tahu bahwa gula memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan secara keseluruhan, tapi sedikit yang tahu jikalau gula juga berdampak sangat buruk bagi kesehatan kulit.
Efek inflamasi yang diakibatkan gula ketika memasuki badan juga berimbas pada kulit. Inflamasi menimbulkan kerusakan pada kolagen sehingga kulit kehilangan elastisitasnya. Akibatnya tentu sudah mampu ditebak, garis garis keriput pada kulit akan tampak makin jelas. Hal ini disebabkan karena gula menghambat proses glikasi yang terjadi pada produksi kolagen.
Selain gari garis keriput, hambatan proses glikasi pada kulit juga menimbulkan kulit menjadi kaku dan mudah kendor sehingga tampak lebih renta dari seharusnya.
Untungnya, proses ini mampu dicegah dengan cara segera mengurangi konsumsi gula. Beberapa orang mengalami perbaikan pada kondisi kulit setelah secara drastis mengurangi konsumsi gula. Salah satu cara menguranginya ialah dengan beralih ke makanan yang indeks glikemiknya rendah menyerupai kacang kacangan, biji bijian, ikan dan makanan kaya omega 3 (salmon, alpukat, minyak zaitun).
Masih belum cukup? Konsumsi gula terutama gula putih yang berlebihan menimbulkan lonjakan kadar gula darah yang juga akan menimbulkan lonjakan produksi insulin. Bila lonjakan insulin ini berlangsung lama maka ovarium akan terangsang untuk memproduksi hormon androgen/testosteron. Akibatnya, bulu atau rambut akan tumbuh di wajah, leher, dada dan tangan.
Serem kan bila hal tersebut terjadi pada dirimu yang seorang wanita. Bahkan pada wanita yang secara genetik memang mudah ditumbuhi rambut tubuh, rambut akan tambah menebal ketika gula dikonsumsi secara berlebihan.
Mau yang lebih serem lagi? Peningkatan kadar androgen pada wanita menimbulkan rambut pada puncak kepala mengalami penipisan menjurus kearah kebotakan atau dikenal dengan istilah alopesia androgenik.
Nah, beberapa gambaran diatas mudah mudahan mampu menguatkan niat untuk segera menjauhi gula.
Semua orang sudah tahu bahwa gula memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan secara keseluruhan, tapi sedikit yang tahu jikalau gula juga berdampak sangat buruk bagi kesehatan kulit.
Efek inflamasi yang diakibatkan gula ketika memasuki badan juga berimbas pada kulit. Inflamasi menimbulkan kerusakan pada kolagen sehingga kulit kehilangan elastisitasnya. Akibatnya tentu sudah mampu ditebak, garis garis keriput pada kulit akan tampak makin jelas. Hal ini disebabkan karena gula menghambat proses glikasi yang terjadi pada produksi kolagen.
Selain gari garis keriput, hambatan proses glikasi pada kulit juga menimbulkan kulit menjadi kaku dan mudah kendor sehingga tampak lebih renta dari seharusnya.
Untungnya, proses ini mampu dicegah dengan cara segera mengurangi konsumsi gula. Beberapa orang mengalami perbaikan pada kondisi kulit setelah secara drastis mengurangi konsumsi gula. Salah satu cara menguranginya ialah dengan beralih ke makanan yang indeks glikemiknya rendah menyerupai kacang kacangan, biji bijian, ikan dan makanan kaya omega 3 (salmon, alpukat, minyak zaitun).
Masih belum cukup? Konsumsi gula terutama gula putih yang berlebihan menimbulkan lonjakan kadar gula darah yang juga akan menimbulkan lonjakan produksi insulin. Bila lonjakan insulin ini berlangsung lama maka ovarium akan terangsang untuk memproduksi hormon androgen/testosteron. Akibatnya, bulu atau rambut akan tumbuh di wajah, leher, dada dan tangan.
Serem kan bila hal tersebut terjadi pada dirimu yang seorang wanita. Bahkan pada wanita yang secara genetik memang mudah ditumbuhi rambut tubuh, rambut akan tambah menebal ketika gula dikonsumsi secara berlebihan.
Mau yang lebih serem lagi? Peningkatan kadar androgen pada wanita menimbulkan rambut pada puncak kepala mengalami penipisan menjurus kearah kebotakan atau dikenal dengan istilah alopesia androgenik.
Nah, beberapa gambaran diatas mudah mudahan mampu menguatkan niat untuk segera menjauhi gula.